Selamat dari Bencana "Namo Sira-Sira"

Kamis, 19 Mei 2011... Udah lama banget aku nggak posting. Setiap hari semakin sibuk. Rasanya sehari itu kurang 24 jam. Bangun pagi segala tugas-tugas udah menanti. masak, beresin rumah, beresin anak2, siapin si kakak sekolah. Siangnya jemput si kakak pulang sekolah, nyuci, setrika. Belum lagi ngurusin admin Yayasan. Dan kalaupun online paling bentar buka facebook. update status atau komen2 status temen. Hmmm... Ok deh prolog nya segini aja, hehehe :)

Trus kenapa sekarang bisa buat postingan baru?? karna aku rasa hal ini wajib, kudu, mesti, harus di postingin. Jadi hari ini aku sempatini diri buat ngisi blog lagi:)

Selasa itu, 17 Mei 2011. Tepat hari libur (Hari Raya Waisak). Aku dan teman-teman gereja pergi jalan-jalan ke "Namo Sira-Sira" letaknya di daerah Binjai-Langkat. Aku sih baru pertama kali ini pergi ke tempat itu. Awalnya nggak ada niat mau pergi. Tapi pas kamis malam, aku baca status teman di fb, : "Can't wait for tomorrow...Bbrp ank G4C...PS.JOHN KINGMA N FAM...saat berefreshing....acaranya seruuuuuu...permainan...dan hottttt sharing:)" aku pun langsung komen2 bilang mau ikut. Setelah tanya2 ama daddy, ternyata si daddy nggak bisa libur, tetap masuk kerja di tanggal merah. Akhirnya aku urungkan niatku untuk pergi.
Keesokan paginya, aku lihat HP, ada sms masuk dari Kak Lasmian, yang isinya, "bu... kalo mau ikut ke Namo Sira-Sira" bareng mobil kami aja". Langsung deh naluri "jalan-jalan"ku bangkit kembali. Aku tanya si daddy, beliau pun kasih ijin. Dan akhirnya aku ikut pergi ke Namo Sira-Sira bareng anak-anak...

Singkat cerita, kami sampai di tempat tujuan. Tempatnya memang bagus. Masih asri banget. Sungainya juga jernih banget dan banyak batu2nya. Sampe di sana, kami sewa tenda, doa, sharing, dan anak G4C buat games. Ada juga dari gereja lain yang buat kebaktian disana, mungkin mereka retreat.

Sebenarnya ini acaranya G4C (Generation for Christ), anak-anak youth di gereja kami. Tapi dasar emang "gak tau diri", udah emak-emak masih ikutan juga, (hahahaha), aku ikut di acara itu. Tapi aku bukan emak2 sendirian, ada beberapa juga kok orang tua (yang sama2 gak tau diri) yang ikut, hahahahahaha :P

Nah... pas anak G4C buat games, aku bawa Dya en Rio mandi2 di sungai. Tante Un juga ikut mandi. Lagi enak-enaknya mandi, eh... gerimis datang. Aku bawa Rio ke tenda lagi. Dya masih mandi bareng Tante Un, tapi gak lama balik ke tenda juga karena gerimisnya semakin deras. Kami duduk-duduk di tenda. Dya masih pengen mandi lagi, tapi aku larang karena masih gerimis. Setelah gerimis berhenti, Dya minta mandi lagi, tapi aku udah males balik ke sungai karena Rio sudah kuberesin (udah bersih, en kering), aku suruh Dya mandi sendiri dan aku lihatin dari tenda, tapi Dya nggak mau.

Setelah sekitar 15 menitan duduk-duduk di tenda (dan anak G4C masih main games). Aku lihat orang-orang pada berlarian pontang-panting. Terdengar teriakan "Banjir!!... banjir!!...." sontak kami semua langsung kaget dan panik. Aku lihat Dya langsung di angkut Kak Lasmian ke mobil, aku angkat barang-barang, dan langsung mencari Rio, karena sebelumnya Rio main bersama Indus. Untung aku melihat mereka, aku angkat Rio dan masuk ke mobil. Banyak orang berlarian ke atas karena paniknya. Memang air sungainya sudah semakin naik, arusnya juga sangat deras. Saat naik kemobil, para penduduk setempat membantu mobilnya naik, karena hanya bisa lewat dari jalan pintas, yang mendaki, dan jalannya lembek, harud dibantu dorong dari belakang. Saat itu aku lihat wajah anak-anak ku yang ketakutan. Jujur aku lemas. Tapi aku selalu berdoa minta pertolongan dari Tuhan. Tuhan Yesus pasti tolong kami. Air sudah naik memenuhi tenda tempat kami duduk tadi. Mobil belum juga bisa naik. Akhirnya dengan dibantu dengan beberapa orang penduduk, akhirnya mobil kamo bisa naik juga ke atas. "THANK YOU JESUS"

Sampai diatas. beberapa anak youth berkumpul. Kami semua berkumpul. Untunglah semuanya selamat. Barang2 juga sepertinya sempat diangkut. Hanya sepasang pakaian Rio yang tenggelam. Tak apalah, yang penting anak-anak ku selamat...
Tiada henti-hentinya aku mengucap syukur sama Tuhan. Sepanjang perjalanan jantungku masih berdebar-debar. Masih terbayang olehku air yang menggulung naik, wajah anak-anakku yang ketakutan, mobil yang dipaksa naik dari jalan pintas. Memang kalau bukan karna anugerah Tuhan, kami semua tidak bisa selamat...

17 mei 2011, Namo Sira-Sira: hal yang tak pernah kulupakan dan aku pun belajar, diatas segalanya Tuhanlah yang berkuasa, dan hanya Tuhan lah satu-satunya benteng keselamatan kami, yang meluputkan kami dari marabahaya. THANK YOU LORD!!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antara WELLCOME dan WELCOME

Sara, Ibu Segala Bangsa

I'm Pregnant (Again...)