Sara, Ibu Segala Bangsa

Sara (yang artinya "ibu segala bangsa") merupakan nama yang diberikan Tuhan kepada seorang wanita yang sebelumnya bernama Sarai. Dia adalah istri Abraham. Sebenarnya Sara adalah saudara Abraham (satu bapak, tetapi lain ibu). Dalam Alkitab, khususnya kitab Kejadian, hanya sedikit informasi yang dapat kita peroleh mengenai Sara. Namun karena Abraham, suaminya, memiliki iman yang besar, maka secara tidak langsung Sara juga mendapatkan cukup banyak perhatian. Sebagai seorang manusia, sudah barang tentu Sara memiliki kekurangan maupun kelebihan.

Kelebihan Sara

1. Ia Bersatu Hati dengan Suaminya Sara memutuskan mengikuti Abraham dan meninggalkan keluarga serta tanah kelahirannya. Hal ini menunjukkan bahwa Sara taat akan perintah Tuhan. Wanita-wanita Kristen yang menjadi istri hendaknya sehati dengan suaminya. Dari kisah Abaraham, kita juga melihat bahwa ke mana pun Abraham pergi, ia pasti mendirikan sebuah mezbah bagi Tuhan. Di mana suami dan istri bersatu hati dalam doa, maka berkat Tuhan akan turun atas rumah tangga mereka. Mengingat kesehatian dalam rumah tangga sangatlah penting, maka tiap-tiap keluarga Kristen bukan saja perlu mengadakan mezbah doa dalam keluarga, melainkan kesatuan hati antara suami dan istri juga sangat diperlukan.
2. Menghormati Suaminya. Dalam Kejadian 18:2, disebutkan bahwa Sara sangat menghormati suaminya. Bukti rasa hormatnya kepada Abraham ia tunjukkan dengan memanggil Abraham dengan sebutan "tuan". Dengan demikian, sebagai seorang istri, pertama-tama mereka harus menghormati Tuhan Yesus, baru setelah itu menghormati suaminya seperti yang diperbuat oleh Sara.

Kekurangan Sara

1. Kurang Bijaksana. Pada mulanya Abraham tidak pernah berpikir untuk menjadikan Hagar sebagai istrinya. Ide ini sebenarnya berasal dari Sara sendiri. Meskipun Sara berpendapat bahwa hal ini benar, namun hal ini menunjukkan bahwa Sara kurang memercayai Tuhan. Dengan berbuat demikian, seolah-olah Sara hendak membantu supaya perjanjian Tuhan segera tergenapi. Karena perbuatannya, maka Sara harus menanggung akibatnya, di antaranya ia terpaksa menerima hinaan dari Hagar ketika Hagar tahu dirinya hamil. Pada kemudian hari, Hagar juga sering mengolok-olok Ishak, anak Sara. Selain itu, rumah tangganya juga ikut menderita; tidak ada damai sejahtera dalam keluarga. Sebagai seorang istri, jangan pernah mengusulkan atau memberi pendapat yang tidak benar, dan jangan pernah membantu suaminya melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
2. Kurang Percaya akan Janji Tuhan. Saat Sara mendengar janji yang disampaikan Tuhan mengenai dirinya melalui Abraham, di mana Tuhan akan mengaruniakan kepadanya seorang anak laki-laki, dalam hatinya ia menertawakan janji tersebut. Seorang istri yang tidak percaya kepada janji Tuhan akan merintangi kuasa dan pekerjaan Tuhan dalam hidupnya. Abraham sangat mengetahui kelemahan Sara. Oleh sebab itu, ketika Tuhan meminta Abraham untuk mempersembahkan Ishak sebagai korban bagi Tuhan, Abraham memilih untuk tidak memberitahukannya karena Sara pasti akan menghalangi ketaatan Abraham untuk melakukan perintah Tuhan. Ada banyak keluarga Kristen yang sekalipun tidak menghalangi anaknya untuk percaya kepada Tuhan, namun bila anak-anaknya mendapat panggilan Tuhan untuk mempersembahkan hidup sepenuhnya kepada Tuhan, maka orang tua cenderung tidak menyetujuinya, sehingga berkat yang seharusnya tercurah pada keluarga itu secara melimpah akhirnya hilang.

Hal lain yang dapat kita lihat dari akibat perbuatan Sara adalah saat Hagar memutuskan untuk pergi dari rumah karena tidak tahan akan tekanan-tekanan yang dilakukan oleh Sara. Sebagai wanita Kristen, kita tidak boleh melakukan hal ini mengingat firman Tuhan dalam Efesus 6:9 mengatakan bahwa baik orang-orang yang merdeka maupun seorang hamba, semuanya ada di bawah Tuhan sendiri. Sekalipun Sara memunyai banyak kekurangan, namun dalam Alkitab tertulis bahwa Sara dijadikan salah satu teladan bagi kaum wanita (1 Petrus 3:5).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antara WELLCOME dan WELCOME

I'm Back ^_^